Jakarta - Keluarga Briptu Norman Kamaru diterima langsung oleh Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bahrul Alam untuk menyampaikan surat pengunduran diri Norman. Keluarga mengaku pengunduran diri Norman terkait dengan keinginan Norman agar bisa bebas tampil di layar kaca.
"Mau minta mohon doa restu dari Bapak. Norman mau mundur," kata Idris Kamaru kepada Anton di ruang Humas Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Senin (19/9/2011).
Berikut percakapan lengkap antara Anton dengan keluarga Norman:
Anton: Bapak sama Ibu mau ngapain? Ada keperluan apa?
Idris: Mau minta mohon doa restu dari Bapak. Norman mau mundur.
Anton: Sudah berapa lama anak Bapak di kepolisian?
Idris: Sudah 6 tahun.
Anton: Apa itu sudah dipertimbangkan?
Idris: Sudah.
Anton: Kenapa dia mau mundur?
Idris: Sudah dicantumkan di sini (sambil menunjukkan map).
Kakak Briptu Norman, Kaima: Ini Pak alasannya minta izin ke kepolisian.
Anton: Izin apa?
Kaima: Izin tampil
Anton: Oh izin show maksudnya? Kan memang kalau show harus ada izin.
Kaima: Kan show kadang-kadang. Waktu liburan Lebaran malah ditangkap.
Anton: Oh jadi ingin bebas?
Kaima: Bukan juga.
Anton: Berarti kalau ingin mundur supaya gampang kan? Ingin bebas?
Kaima: Ya.
Anton: Kalau di kepolisian, itu kan ada masa ikatan dinas 10 tahun. Dan ini memaksa untuk mau keluar. Tapi surat ini saya terima. Bagaimana pun itu hak anggota. Hak Briptu Norman. Sebenarnya untuk Bintara itu cukup sampai di Kapolda. Kalau perwira baru ke Mabes Polri. Sudah ke Polda Belum?
Ibunya Norman, Halimah: Kita sudah ke Polda. Ketemu sama Kapolda. Beliau cari solusi baiknya seperti apa. Beliau kasih ultimatum kepada kami dua jalan. Berhenti atau pindah. Saya jawab kurang satu, yaitu pensiun dini.
Anton: Ya masa ikatan dinas sudah tahu 10 tahun. Rata-rata tidak diizinkan sebelum 10 tahun. Ya itu kan selama ini dibiayai negara. Negara mengeluarkan biaya selama dia di polisi. Katanya keluarga Norman polisi. Bapak polisi juga?
Idris: Ya
Anton: Oh berarti Norman anak polisi. Makan dari beras polisi juga. Ya sudah surat ini saya terima saya akan serahkan ke pimpinan. Mungkin nanti akan dibicarakan atau nanti dibawa ke Polda.
"Mau minta mohon doa restu dari Bapak. Norman mau mundur," kata Idris Kamaru kepada Anton di ruang Humas Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Senin (19/9/2011).
Berikut percakapan lengkap antara Anton dengan keluarga Norman:
Anton: Bapak sama Ibu mau ngapain? Ada keperluan apa?
Idris: Mau minta mohon doa restu dari Bapak. Norman mau mundur.
Anton: Sudah berapa lama anak Bapak di kepolisian?
Idris: Sudah 6 tahun.
Anton: Apa itu sudah dipertimbangkan?
Idris: Sudah.
Anton: Kenapa dia mau mundur?
Idris: Sudah dicantumkan di sini (sambil menunjukkan map).
Kakak Briptu Norman, Kaima: Ini Pak alasannya minta izin ke kepolisian.
Anton: Izin apa?
Kaima: Izin tampil
Anton: Oh izin show maksudnya? Kan memang kalau show harus ada izin.
Kaima: Kan show kadang-kadang. Waktu liburan Lebaran malah ditangkap.
Anton: Oh jadi ingin bebas?
Kaima: Bukan juga.
Anton: Berarti kalau ingin mundur supaya gampang kan? Ingin bebas?
Kaima: Ya.
Anton: Kalau di kepolisian, itu kan ada masa ikatan dinas 10 tahun. Dan ini memaksa untuk mau keluar. Tapi surat ini saya terima. Bagaimana pun itu hak anggota. Hak Briptu Norman. Sebenarnya untuk Bintara itu cukup sampai di Kapolda. Kalau perwira baru ke Mabes Polri. Sudah ke Polda Belum?
Ibunya Norman, Halimah: Kita sudah ke Polda. Ketemu sama Kapolda. Beliau cari solusi baiknya seperti apa. Beliau kasih ultimatum kepada kami dua jalan. Berhenti atau pindah. Saya jawab kurang satu, yaitu pensiun dini.
Anton: Ya masa ikatan dinas sudah tahu 10 tahun. Rata-rata tidak diizinkan sebelum 10 tahun. Ya itu kan selama ini dibiayai negara. Negara mengeluarkan biaya selama dia di polisi. Katanya keluarga Norman polisi. Bapak polisi juga?
Idris: Ya
Anton: Oh berarti Norman anak polisi. Makan dari beras polisi juga. Ya sudah surat ini saya terima saya akan serahkan ke pimpinan. Mungkin nanti akan dibicarakan atau nanti dibawa ke Polda.