Jakarta - Seorang wanita selalu merasa lelah dan haus, serta berjuang dengan berat badan yang terus naik karena kecanduan minum soda diet selama 10 tahun. Dalam sehari, ia bisa menghabiskan 2 liter soda dan segelas kopi tanpa minum air putih.
Claire Ayton (36 tahun) memutuskan untuk berhenti minum soda setelah 10 tahun kecanduan minum soda diet yang diklaim rendah kalori. Selama 10 tahun, Ayton telah minum sekitar 7.300 botol besar soda dan menghabiskan biaya 1.300 poundsterling atau sekitar Rp 18 juta per tahun.
"Saya tidak menganggapnya sebagai kecanduan. Itu adalah kegiatan sehari-hari. Saya minum satu gelas kopi di pagi hari dan minum soda diet sepanjang hari," jelas Claire Ayton yang berasal dari Pailton, Warwickshire, seperti dilansir Dailymail, Kamis (13/10/2011).
Kecanduan minuman berkarbonasi kini membuatnya selalu merasa lelah dan haus, bahkan berat badannya naik hingga 19 kg. Namun Ayton kesulitan untuk berhenti. Tes darah yang dilakukannya bahkan tak mengetahui penyebab yang membuatnya selalu ingin minum soda. Ia akhirnya berkonsultasi dengan ahli hipnotis Russell Hemmings di Coventry untuk membantunya berhenti minum soda.
"Saya selalu merasa haus. Orang-orang bertanya berapa botol soda yang saya beli dan simpan di rumah. Saya hanya berpikir saya menghabiskan semuanya," jelasnya.
Awalnya ia tidak tahu bahwa kebiasaannya minum soda diet akan berakibat buruk. Namun soda diet yang diklaim rendah kalori ternyata juga menyimpan bahaya untuk kesehatan.
"Ketika saya pergi ke Russell saya cukup terkejut dan ia mengatakan saya harus mengurangi minum soda untuk meningkatkan kesehatan saya dan lebih banyak minum air putih. Saya membaca efek samping dari pemanis buatan di internet. Diduga aspartam adalah yang terburuk," ujar Ayton.
Benar saja, efek samping pemanis buatan pada soda diet kini sering dirasakan Ayton. Ia sering mengalami sakit kepala, selalu merasa haus dan mudah lelah.
"Saya mengalami sakit kepala dan pada hari ketiga saya merasa seolah-olah dipukuli. Tapi setelah berhenti minum soda, saya merasa lebih baik. Kepala saya lebih ringan dan memiliki banyak energi. Sampai saat ini berat badan saya sudah turun 2,3 kg. Sekarang saya hanya minum air putih dengan sepotong jeruk. Dan biaya hidup lebih murah. Kami bisa pergi berlibur ke tempat yang menyenangkan," ujar Ayton.
Perlu diketahui, meski soda diet diklaim mengandung rendah kalori, tapi ilmuwan mengatakan minuman diet dengan pemanis buatan tetap bisa menaikkan berat badan.
Sebuah tinjauan studi oleh Profesor Qing Yang di Yale University menemukan aspartam dan sakarin dapat meningkatkan keinginan untuk makan lebih banyak. Sebuah paper yang diterbitkan Juni 2010 menemukan bahwa pemanis buatan dapat mengaktifkan pusat otak yang bertanggung jawab untuk 'food reward', sehingga dapat meningkatkan keinginan untuk makan.
Seorang wanita selalu merasa lelah dan haus, serta berjuang dengan berat badan yang terus naik karena kecanduan minum soda diet selama 10 tahun. Dalam sehari, ia bisa menghabiskan 2 liter soda dan segelas kopi tanpa minum air putih.
Claire Ayton (36 tahun) memutuskan untuk berhenti minum soda setelah 10 tahun kecanduan minum soda diet yang diklaim rendah kalori. Selama 10 tahun, Ayton telah minum sekitar 7.300 botol besar soda dan menghabiskan biaya 1.300 poundsterling atau sekitar Rp 18 juta per tahun.
"Saya tidak menganggapnya sebagai kecanduan. Itu adalah kegiatan sehari-hari. Saya minum satu gelas kopi di pagi hari dan minum soda diet sepanjang hari," jelas Claire Ayton yang berasal dari Pailton, Warwickshire, seperti dilansir Dailymail, Kamis (13/10/2011).
Kecanduan minuman berkarbonasi kini membuatnya selalu merasa lelah dan haus, bahkan berat badannya naik hingga 19 kg. Namun Ayton kesulitan untuk berhenti. Tes darah yang dilakukannya bahkan tak mengetahui penyebab yang membuatnya selalu ingin minum soda. Ia akhirnya berkonsultasi dengan ahli hipnotis Russell Hemmings di Coventry untuk membantunya berhenti minum soda.
"Saya selalu merasa haus. Orang-orang bertanya berapa botol soda yang saya beli dan simpan di rumah. Saya hanya berpikir saya menghabiskan semuanya," jelasnya.
Awalnya ia tidak tahu bahwa kebiasaannya minum soda diet akan berakibat buruk. Namun soda diet yang diklaim rendah kalori ternyata juga menyimpan bahaya untuk kesehatan.
"Ketika saya pergi ke Russell saya cukup terkejut dan ia mengatakan saya harus mengurangi minum soda untuk meningkatkan kesehatan saya dan lebih banyak minum air putih. Saya membaca efek samping dari pemanis buatan di internet. Diduga aspartam adalah yang terburuk," ujar Ayton.
Benar saja, efek samping pemanis buatan pada soda diet kini sering dirasakan Ayton. Ia sering mengalami sakit kepala, selalu merasa haus dan mudah lelah.
"Saya mengalami sakit kepala dan pada hari ketiga saya merasa seolah-olah dipukuli. Tapi setelah berhenti minum soda, saya merasa lebih baik. Kepala saya lebih ringan dan memiliki banyak energi. Sampai saat ini berat badan saya sudah turun 2,3 kg. Sekarang saya hanya minum air putih dengan sepotong jeruk. Dan biaya hidup lebih murah. Kami bisa pergi berlibur ke tempat yang menyenangkan," ujar Ayton.
Perlu diketahui, meski soda diet diklaim mengandung rendah kalori, tapi ilmuwan mengatakan minuman diet dengan pemanis buatan tetap bisa menaikkan berat badan.
Sebuah tinjauan studi oleh Profesor Qing Yang di Yale University menemukan aspartam dan sakarin dapat meningkatkan keinginan untuk makan lebih banyak. Sebuah paper yang diterbitkan Juni 2010 menemukan bahwa pemanis buatan dapat mengaktifkan pusat otak yang bertanggung jawab untuk 'food reward', sehingga dapat meningkatkan keinginan untuk makan.
Claire Ayton (36 tahun) memutuskan untuk berhenti minum soda setelah 10 tahun kecanduan minum soda diet yang diklaim rendah kalori. Selama 10 tahun, Ayton telah minum sekitar 7.300 botol besar soda dan menghabiskan biaya 1.300 poundsterling atau sekitar Rp 18 juta per tahun.
"Saya tidak menganggapnya sebagai kecanduan. Itu adalah kegiatan sehari-hari. Saya minum satu gelas kopi di pagi hari dan minum soda diet sepanjang hari," jelas Claire Ayton yang berasal dari Pailton, Warwickshire, seperti dilansir Dailymail, Kamis (13/10/2011).
Kecanduan minuman berkarbonasi kini membuatnya selalu merasa lelah dan haus, bahkan berat badannya naik hingga 19 kg. Namun Ayton kesulitan untuk berhenti. Tes darah yang dilakukannya bahkan tak mengetahui penyebab yang membuatnya selalu ingin minum soda. Ia akhirnya berkonsultasi dengan ahli hipnotis Russell Hemmings di Coventry untuk membantunya berhenti minum soda.
"Saya selalu merasa haus. Orang-orang bertanya berapa botol soda yang saya beli dan simpan di rumah. Saya hanya berpikir saya menghabiskan semuanya," jelasnya.
Awalnya ia tidak tahu bahwa kebiasaannya minum soda diet akan berakibat buruk. Namun soda diet yang diklaim rendah kalori ternyata juga menyimpan bahaya untuk kesehatan.
"Ketika saya pergi ke Russell saya cukup terkejut dan ia mengatakan saya harus mengurangi minum soda untuk meningkatkan kesehatan saya dan lebih banyak minum air putih. Saya membaca efek samping dari pemanis buatan di internet. Diduga aspartam adalah yang terburuk," ujar Ayton.
Benar saja, efek samping pemanis buatan pada soda diet kini sering dirasakan Ayton. Ia sering mengalami sakit kepala, selalu merasa haus dan mudah lelah.
"Saya mengalami sakit kepala dan pada hari ketiga saya merasa seolah-olah dipukuli. Tapi setelah berhenti minum soda, saya merasa lebih baik. Kepala saya lebih ringan dan memiliki banyak energi. Sampai saat ini berat badan saya sudah turun 2,3 kg. Sekarang saya hanya minum air putih dengan sepotong jeruk. Dan biaya hidup lebih murah. Kami bisa pergi berlibur ke tempat yang menyenangkan," ujar Ayton.
Perlu diketahui, meski soda diet diklaim mengandung rendah kalori, tapi ilmuwan mengatakan minuman diet dengan pemanis buatan tetap bisa menaikkan berat badan.
Sebuah tinjauan studi oleh Profesor Qing Yang di Yale University menemukan aspartam dan sakarin dapat meningkatkan keinginan untuk makan lebih banyak. Sebuah paper yang diterbitkan Juni 2010 menemukan bahwa pemanis buatan dapat mengaktifkan pusat otak yang bertanggung jawab untuk 'food reward', sehingga dapat meningkatkan keinginan untuk makan.
Seorang wanita selalu merasa lelah dan haus, serta berjuang dengan berat badan yang terus naik karena kecanduan minum soda diet selama 10 tahun. Dalam sehari, ia bisa menghabiskan 2 liter soda dan segelas kopi tanpa minum air putih.
Claire Ayton (36 tahun) memutuskan untuk berhenti minum soda setelah 10 tahun kecanduan minum soda diet yang diklaim rendah kalori. Selama 10 tahun, Ayton telah minum sekitar 7.300 botol besar soda dan menghabiskan biaya 1.300 poundsterling atau sekitar Rp 18 juta per tahun.
"Saya tidak menganggapnya sebagai kecanduan. Itu adalah kegiatan sehari-hari. Saya minum satu gelas kopi di pagi hari dan minum soda diet sepanjang hari," jelas Claire Ayton yang berasal dari Pailton, Warwickshire, seperti dilansir Dailymail, Kamis (13/10/2011).
Kecanduan minuman berkarbonasi kini membuatnya selalu merasa lelah dan haus, bahkan berat badannya naik hingga 19 kg. Namun Ayton kesulitan untuk berhenti. Tes darah yang dilakukannya bahkan tak mengetahui penyebab yang membuatnya selalu ingin minum soda. Ia akhirnya berkonsultasi dengan ahli hipnotis Russell Hemmings di Coventry untuk membantunya berhenti minum soda.
"Saya selalu merasa haus. Orang-orang bertanya berapa botol soda yang saya beli dan simpan di rumah. Saya hanya berpikir saya menghabiskan semuanya," jelasnya.
Awalnya ia tidak tahu bahwa kebiasaannya minum soda diet akan berakibat buruk. Namun soda diet yang diklaim rendah kalori ternyata juga menyimpan bahaya untuk kesehatan.
"Ketika saya pergi ke Russell saya cukup terkejut dan ia mengatakan saya harus mengurangi minum soda untuk meningkatkan kesehatan saya dan lebih banyak minum air putih. Saya membaca efek samping dari pemanis buatan di internet. Diduga aspartam adalah yang terburuk," ujar Ayton.
Benar saja, efek samping pemanis buatan pada soda diet kini sering dirasakan Ayton. Ia sering mengalami sakit kepala, selalu merasa haus dan mudah lelah.
"Saya mengalami sakit kepala dan pada hari ketiga saya merasa seolah-olah dipukuli. Tapi setelah berhenti minum soda, saya merasa lebih baik. Kepala saya lebih ringan dan memiliki banyak energi. Sampai saat ini berat badan saya sudah turun 2,3 kg. Sekarang saya hanya minum air putih dengan sepotong jeruk. Dan biaya hidup lebih murah. Kami bisa pergi berlibur ke tempat yang menyenangkan," ujar Ayton.
Perlu diketahui, meski soda diet diklaim mengandung rendah kalori, tapi ilmuwan mengatakan minuman diet dengan pemanis buatan tetap bisa menaikkan berat badan.
Sebuah tinjauan studi oleh Profesor Qing Yang di Yale University menemukan aspartam dan sakarin dapat meningkatkan keinginan untuk makan lebih banyak. Sebuah paper yang diterbitkan Juni 2010 menemukan bahwa pemanis buatan dapat mengaktifkan pusat otak yang bertanggung jawab untuk 'food reward', sehingga dapat meningkatkan keinginan untuk makan.